Mengenal Khat Naskhi: Pengertian, Sejarah & Ciri-cirinya

Apakah Anda sering membaca Al Qur’an? Jika iya, Anda tentu tidak akan asing dengan yang namanya khat naskhi. Hal ini dikarenakan tulisan yang ada di Al Qur’an saat ini ditulis menggunakan khat naskhi.

Nah, di artikel ini kami akan mengajak Anda untuk berkenalan dengan khat yang termaktub di dalam Al Qur’an dan kitab-kitab berbahasa arab pada umumnya. Semoga bermanfaat ya!

Pengertian Khat Naskhi

Khat naskhi, atau juga disebut badi’, muqawwar, dan mudawwar, merupakan salah satu jenis khat yang sangat indah dan mudah dibaca oleh siapapaun. Khat ini dinamakan sebagai khat naskhi karena tulisannya dipakai untuk menasakhkan atau membukukan Al-Qur’an serta berbagai naskah ilmiah yang lain.

Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa khat ini dinamakan sebagai khat naskhi adalah karena perannya menasakhkan yang berarti menghapus atau mengganti penggunaan khat kufi dalam penulisan wahyu Allah yaitu Al-Qur’an.

Yang mana setelah kemunculan khat nasikh, khat kufi tidak lagi digunakan untuk menulis Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan tempatnya telah diambil alih oleh khat naskhi.

Kini, khat naskhi lazimnya digunakan untuk penulisan buku atau tulisan resmi lainnnya, oleh karena itu tidak ada bentuk-bentuk jalinan, bertumpukan, atau variasi huruf. Ia juga dijadikan standar tulisan kitab, khusunya mushaf Al-Qur’an yang dibaca kaum muslimin di seluruh dunia karena memiliki tulisan yang jelas dan mudah dibaca. Selain itu alasan lainnnya adalah karena khat jenis ini dapat ditulis dengan cepat dan mudah.

Berkat corak dan gayanya yang simpel, dalam pengajaran kaligrafi diseluruh dunia, naskhi adalah khat yang paling pertama diajarkan kepada para pemula. Di Indonesia sendiri, naskhi menjadi tulisan wajib Musabaqah Khattil Qur’an (MKQ) dalam cabang mushaf dan naskah.

Sejarah Khat Naskhi

Secara umum khat naskhi dapat ditemukan sejak akhir abad VII Masehi, hanya saja tulisan tersebut tidak menonjol pada banyak bentuk dan sistematika hingga penghujung abad kesembilan. Namun meskipun begitu, khat ini telah menarik banyak orang sebab ditulis lebih mudah dengan bentuk geometrikal cursif, tanpa macam-macam struktur yang kompleks seperti khat yang lain.

Kemudian, sejak khat naskhi kurang bisa menyesuaikan diri dan tidak menonjol di tengah masyarakat islam, maka seorang kaligrafer muslim kenamaan sekaligus salah satu Wazir di masa Daulah Abbasiyah bernama Ibnu Muqlah membawa khat ini ke arah kemajuan dan penyebaran yang luar biasa.

Kala itu Ibnu Muqlah bersama saudaranya Abdullah merumuskan corak Naskhi pada proporsinya yang lebih unik dan elok, yang pada puncaknya menjadi khat yang paling sering dipakai pada masa tersebut.

Berikutnya setelah Ibnu Mulqlah, khat ini lebih di sempurnakan lagi oleh Ibnu Al-Bawab yang memberi “cap jempol” bagi naskhi dan mentransformasikannya kepada tulisan Al Quran yang mengagumkan. Ini bisa dilihat pada mushaf Al Qur’an yang masih bertahan sampai sekarang. Yang mana mushaf tersebut ditulis menggunakan kaidah khat naskhi dengan cover atau halaman menggunakan khat ṡuluṡ, pada tahun 1001.

Kini naskhi merupakan satu-satunya tulisan yang digunakan hampir pada seluruh naskah-naskah ilmiah seperti buku, majalah, koran, atau brosur-brosur. Kecuali kepala-kepala tulisan yang lebih sering menggunakan khat berhias seperti ṡuluṡ, diwani dan farisi.

Rumus-rumus yang digunakan dalam penulisan khat naskhi, menurut tarikh klasik Islam adalah sama dengan yang digunakan untuk ṡuluṡ, dengan setandar empat sampai lima titik untuk alif.

Persamaan jarak bagi setiap huruf naskhi dengan ṡuluṡ adalah karena akrabnya bentuk naskhi kepada ṡuluṡ. Ada kesepakatan umum dia antara para kaligrafer bahwa tulisan naskhi menolong si penulis untuk menulis lebih cepat dibandingkan dengan ṡuluṡ, sebab huruf-hurufnya yang lebih kecil dan tidak banyak dibebani aneka ragam corak hiasan, alias lebih praktis.

Ciri-ciri Khat Naskhi

Setidaknya ada beberapa ciri yang membuat khat naskhi ini berbeda dengan corak khat lainnya. Diantara cirinya adalah:

  • Huruf-hurufnya mudah dipahami dan dikenal, baik oleh orang awam (yang tidak mengerti kaligrafi) sekalipun.
  • Tulisan Arab / Al-Quran yang menggunakan jenis Khat Naskhi pasti bisa dibaca oleh orang yang mampu membaca Al-Qur an/huruf Arab.
  • Menggunakan garis acuan horizontal, sehingga dari garis tersebut ada huruf yang berada di atas garis dan ada pula huruf-huruf yang memotong garis.
  • Panjang, lebar, dan besar huruf Khat naskhi disesuaikan dengan alat tulis yang dipakai.
  • Harakat dalam jenis khat ini tepat berada diatas huruf jika baris fathah dan sukun, dan berada di bawah huruf jika baris kasroh.
  • Penulisan tasydid dan variasi dalam khat ini ditulis dengan pena yang lebih kecil daripada pena huruf tunggal.

Wallaahu A’lam

Baca juga:

Mengenal Khat Diwani: Pengertian, Ciri, Sejarah & Jenisnya

Mengenal Seni Khat: Pengertian, Sejarah & Jenis-jenisnya